PRINGSEWU – Polres Tanggamus memusnahkan daging, jeroan, dan kulit trenggiling (manis javanica) senilai Rp3,7 miliar kemarin. Pemusnahan barang bukti (BB) dalam penangkapan satwa dilindungi itu dilakukan di halaman belakang Mapolsek Pringsewu serta dihadiri perwakilan kejaksaan, BKSDA, dan tokoh masyarakat. 
Kapolres Tanggamus AKBP Bayu Aji mengatakan, pemusnahan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi BB dan keterbatasan fasilitas perawatan penyimpanan yang dimiliki. ’’Untuk trenggiling yang masih hidup dititipkan di BKSDA Lampung,” katanya.
Diketahui, sindikat perdagangan satwa dilindungi jenis trenggiling ini diungkap pada Kamis (25/8). Dalam penggerebekan di Kelurahan Fajaresuk, Kecamatan Pringsewu, Pringsewu, polisi menangkap Wagimun (33). Sedangkan Fauzi, tersangka utama, kabur.
BB yang disita adalah 122 bungkus daging trenggiling, 331 bungkus jeroan, 10 kardus dengan berat 306 kilogram berisi sisik trenggiling, 6 unit freezer, dan mobil APV BG 2287 B. Kemudian timbangan elektrik, kotak fiber, mesin pengering, dan beberapa alat pemotong trenggiling.
Dari pengakuan Wagimun, bisnis yang dilakoni Fauzi sejak tiga tahun lalu ini sudah mampu menjual 500 ekor lebih trenggiling. Untuk memuluskan bisnis ilegalnya, warga Sumatera Selatan itu menyulap ruko miliknya dengan menjual jajanan khas Palembang dan membuka cucian mobil.
Kini kasus yang melibatkan Wagimun masih dalam tahap penelitian berkas perkara oleh JPU Kejari Kotaagung. Wagimun bakal dijerat dengan pasal 21 ayat 2 huruf a, b, dan d jo pasal 40 ayat 2 UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo pasal 55 KUHP dengan ancaman pidana 5 tahun.
Untuk Fauzi, Bayu Aji mengatakan, yang bersangkutan masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Tanggamus dan Mabes Polri. ’’Kita akan terus mengejar tersangka utama,” ujarnya. (rnn/sag/c2/ais)
0 komentar:
Posting Komentar
Sedulur-sedulur jangan lupa komentarnya ya!