TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan rakyat untuk keadilan (Gerak) menggelar unjuk rasa penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan tarif dasar listrik (TDL) April mendatang.
Aksi damai tersebut dipusatkan di tugu Bambu Seribu, tepat di depan kantor Bupati Pringsewu Sujadi Saddat, Rabu (21/3) pukul 10.00 WIB. Mereka menilai rencana pemerintah SBY-Boediono untuk menaikan harga BBM dan TDL pada April nanti merupakan bentuk nyata pelepasan tanggung jawab negara terhadap kesejahteraan hidup rakyat.
Para pengunjuk rasa ini lantas melakukan longmars menuju gedung DPRD Pringsewu, setelah tidak ada satu pun perwakilan Sekretariat Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang menemui.
Selain membacakaan pernyataan sikap, selama di DPRD Pringsewu, para pengunjuk rasa ditemui oleh beberapa anggota dewan. Selain menolak kenaikan BBM dan TDL, di hadapan legislatif, para demostran menyerukan soal indikasi oknum anggota dewan yang ikut terjun bermain proyek.
"Alih-alih memberikan fungsi pengawasan, mengingat ada pembangunan yang tidak sesuai atau rusak, ada indikasi anggota dewan mendukung dan ikut-ikutan bermain proyek dan bermain pengesahan APBD," tukas M.Iqbal salah seorang koordinator aksi dalam orasinya.
Mereka juga menilai proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pringsewu terkesan amburadul. Seperti diantaranya bangunan Way Bulok Pekon Yogyakarta Kecamatan Gadingrejo, bangunan IGD RSU Pringsewu, bangunan terminal, dan gedung KONI.
Sehingga mereka berharap kepada institusi Polri dan Kejaksaan menindak tegas pembangunan infrastruktur bermasalah di Pringsewu. "Kami tidak ingin Pringsewu sebagai kabupaten baru menjadi lahan korupsi baru," tukasnya.
Tergabung dalam aksi tersebut diantaranya, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Aliansi Mahasiswa Pringsewu (AMP), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Lembaga Advokasi Rakyat (LAKRA).
0 komentar:
Posting Komentar
Sedulur-sedulur jangan lupa komentarnya ya!