TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Di saat petani dan pedagang jagung mengeluhkan harga yang anjlok, tidak demikian dengan buruh panen jagung di wilayah Pekon Enggal Rejo, Kecamatan Adiluwih. Pasalnya upah untuk memanen jagung tidak terpengaruh dengan anjloknya harga tersebut.
Marwiyah, buruh pemetik jagung di Pekon Enggal Rejo mengakui hal tersebut. "Karo seng panen jeh mending seng kerjo (Sama yang panen, lebih mendingan yang kerja)," ungkapnya, Selasa (28/2) saat ditemui sedang bekerja memetik jagung.
Marwiyah mengungkapkan, upahnya dari memetik jagung tersebut dihitung per kanrung Rp 3.000. Sedangkan, untuk setiap harinya Marwiyah mendapat 15 kantung jika tongkol jagungnya besar-besar. Tapi, jika jagungnya kecil hanya mencapai 10-11 kantung.
Sehingga penghasilannya untuk pekerjaan tersebut mencapai Rp 45 ribu per hari. Akan tetapi, merosotnya harga jagung berpengaruh bagi warga yang bekerja mengangkut jagung dari, areal (ladang) ke tempat tengkulak.
Muslimin mengatakan, jika sebelumnya jasa mengangkut jagung Rp 3.000 per karung, saat ini berkisar Rp 2.000- Rp 2.500 per karungnya. Itu pun mesti dipotong biaya bahan bakar motor yang dia dan rekan-rekannya gunakan sebagai kendaraan pengangkut.
Ia mengaku, sekali jalan motornya bisa membawa delapan karung. Tapi saat hujan, lantaran kondisi jalannya buruk hanya lima karung yang bisa diangkut. Sementara setiap harinya mereka bisa mengangkut 50 karung dalam satu hari. Sehingga penghasilannya mencapai Rp 125.000 per hari saat musim panen jagung.(dik)
Marwiyah, buruh pemetik jagung di Pekon Enggal Rejo mengakui hal tersebut. "Karo seng panen jeh mending seng kerjo (Sama yang panen, lebih mendingan yang kerja)," ungkapnya, Selasa (28/2) saat ditemui sedang bekerja memetik jagung.
Marwiyah mengungkapkan, upahnya dari memetik jagung tersebut dihitung per kanrung Rp 3.000. Sedangkan, untuk setiap harinya Marwiyah mendapat 15 kantung jika tongkol jagungnya besar-besar. Tapi, jika jagungnya kecil hanya mencapai 10-11 kantung.
Sehingga penghasilannya untuk pekerjaan tersebut mencapai Rp 45 ribu per hari. Akan tetapi, merosotnya harga jagung berpengaruh bagi warga yang bekerja mengangkut jagung dari, areal (ladang) ke tempat tengkulak.
Muslimin mengatakan, jika sebelumnya jasa mengangkut jagung Rp 3.000 per karung, saat ini berkisar Rp 2.000- Rp 2.500 per karungnya. Itu pun mesti dipotong biaya bahan bakar motor yang dia dan rekan-rekannya gunakan sebagai kendaraan pengangkut.
Ia mengaku, sekali jalan motornya bisa membawa delapan karung. Tapi saat hujan, lantaran kondisi jalannya buruk hanya lima karung yang bisa diangkut. Sementara setiap harinya mereka bisa mengangkut 50 karung dalam satu hari. Sehingga penghasilannya mencapai Rp 125.000 per hari saat musim panen jagung.(dik)
0 komentar:
Posting Komentar
Sedulur-sedulur jangan lupa komentarnya ya!