GADINGREJO – Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Tirta Bersama dan Gapoktan Karya Mukti Pekon Wates, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, memperbaiki saluran irigrasi kuater Way Gatel tepatnya di depan Balai Proteksi Tanaman pangan pekon setempat secara swadaya, Minggu (12/2).
Pasalnya, banguan saluran irigrasi yang belum lama dikerjakan terkesan asal-asalan. Padahal dalam pengerjaan proyek itu menelan anggaran sekitar Rp700 juta namun kenyatannya tidak dapat berfungsi mengair sawah yang ada dibagian timur. Mengingat debit air yang mengalir hanya sedikit.
Ketua Gapoktan Karya Mukti Pekon Wates, Kusnandar mengatakan, perbaikan yang dilakukan gapoktan bersama P3A dengan cara membongkar pintu air irigrasi dengan menurunkan permukaan ke dalam lantai menjadi 80 cm.
“Jadi, ini tidak merusak hanya mempenyempurnakan ketinggian permukaan pada penampang pintu air diturunkan menjadi 80 cm. Sebab kontrak yang mengerjakan hanya membuat penampang pintu airnya hanya 50 cm. Sehingga lahan sawah seluas ratusan hektar milik masyarakat yang ada di bagian timur alirannya hanya sedikit tidak tercukupi,” ucapnya kepada Radar Tanggamus disela-sela memperbaiki saluran irigrasi.
Menurut Kusnandar, adanya rehabilitasi pembangunan Way Gatel di Pekon Wates sangat membantu untuk mengatasi banjir dapat teratasi. Namun di sisi lain pembanguan irigrasi tersebut teknisnya tidak dapat untuk mengairi lahan sawah yang berada di bagian timur kesulitan air.
Pasalnya, banguan saluran irigrasi yang belum lama dikerjakan terkesan asal-asalan. Padahal dalam pengerjaan proyek itu menelan anggaran sekitar Rp700 juta namun kenyatannya tidak dapat berfungsi mengair sawah yang ada dibagian timur. Mengingat debit air yang mengalir hanya sedikit.
Ketua Gapoktan Karya Mukti Pekon Wates, Kusnandar mengatakan, perbaikan yang dilakukan gapoktan bersama P3A dengan cara membongkar pintu air irigrasi dengan menurunkan permukaan ke dalam lantai menjadi 80 cm.
“Jadi, ini tidak merusak hanya mempenyempurnakan ketinggian permukaan pada penampang pintu air diturunkan menjadi 80 cm. Sebab kontrak yang mengerjakan hanya membuat penampang pintu airnya hanya 50 cm. Sehingga lahan sawah seluas ratusan hektar milik masyarakat yang ada di bagian timur alirannya hanya sedikit tidak tercukupi,” ucapnya kepada Radar Tanggamus disela-sela memperbaiki saluran irigrasi.
Menurut Kusnandar, adanya rehabilitasi pembangunan Way Gatel di Pekon Wates sangat membantu untuk mengatasi banjir dapat teratasi. Namun di sisi lain pembanguan irigrasi tersebut teknisnya tidak dapat untuk mengairi lahan sawah yang berada di bagian timur kesulitan air.
“Untuk itu mau tidak mau, kami harus membongkar sendiri untuk diperbaiki saluran irigrasi supaya dapat mengairi lahan sawah para petani. Sebab kita mau menuggu dari dari kontrak tidak digubris juga," keluhnya.
Lanjut dia, gapoktan bersama-sama P3A sudah berulang kali menyampaikan kepada kontrak untuk diperbaiki. Sudah tiga kali ia menyampaikan kontrak ini ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk memperbaiki saluran irigrasi Way Gatal ini.
“Namun sampai saat ini tak kunjung ada perbaikan, padahal bangunan ini masih masuk dalam pemeliharaan. Bahkan sebelum pembangunan dilaksanakan, kita sempat protes irigasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah. Caranya dengan memperdalam pintu penampung air dari 50 cm menjadi 80 cm,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pekon Wates, Irwan Kristiana saat dikonfirmasi membenarkan adanya Gapoktan dan P3A pekon setempat yang memperbaiki pintu air pembangunan saluran irigarsi kuater di Way Gatal dengan cara membongkar.
“Kami senang karena saat ini permasalahan banjir mulai teratasi, namun kami juga menyesalkan karena saluran irigasi tersebut tidak dapat mengatasi persediaan air dibagian timur. Karenanya kami melakukan swadaya untuk memperbaiki irigasi agar berfungsi maksimal,” tuturnya.
http://www.radartanggamus.co.id/pringsewu/4880-petani-bongkar-pintu-air
0 komentar:
Posting Komentar
Sedulur-sedulur jangan lupa komentarnya ya!